My Little Hero (Part 19)


Mas Abrar menjelang 7 bulan. Aku sudah 24 tahun. Suamiku 26 tahun. Usia pernikahan kami baru 17 bulan. Terkadang aku merasa hidupku hanya berputar-putar pada urusan anak dan suami. Aku selalu berusaha menepis bahwa itu adalah "beban".

Aku mencoba memandang masa lalu.
Saat sesak merayap ke dada, karena menunggu. Sekarang, kebahagiaan semakin sempurna. Tangis dan tawa Mas Abrar meramaikan suasana.

Alhamdulillah,
Mas Abrar disipilin bangun. Antara jam 3.30, 4.00, atau 4.30 tepat Adzan Shubuh. Aku pikir ini kelebihan Mas Abrar yang harus dipertahankan sampai dewasa. Aku ingin, semua anak laki-lakiku tak pernah absen sholat berjamaah shubuh di Masjid, kecuali alasan yang syar'i. Aku ingin itu menjadi amalan unggulan mereka.

Mas Abrar suka sekali mendnegarkan aku membacakan Kisah 25 Nabi.
Perhatiannya sangat besar saat aku membacakannya dengan lantang dan improvisasi. Semoga, ini juga menjadi salah satu kelebihannya hingga kelak dewasa : suka membaca dan terampil mendengarkan.

Mas Abrar rajin makan. Makan apa aja, alhamdulillah mau. Makan bubur beras merahnya, kuat! minum ASInya kuat! Makan buah dan sayur, juga Alhamdulillah mau.
Semoga, fisik yang sehat dan kuat juga menjadi kelebihan Mas Abrar hingga kelak dewasa. Aku berdoa, semoga aku dan suamiku diberi kekuatan dan kesabaran, dalam merawat dan mendidik anak-anak kami... Hingga tumbuh menjadi generasi yang hanya takut kepada Allah, cerdas, berkahlak mulia, dan sehat kuat.

Amiiin.