Diary Cucu Lucu Part 3 : Rumah atau Kulkas?


 
Akhirnya,bertemu lagi Diary Cucu Lucu. Kali ini syutingnya di Kota Lahore, di penghujung musim dingin. 

Sembari menunggu waktu yang tepat untuk Mas Abrar kembali bersekolah, kami biasa berjalan-jalan di dekat rumah mencari sinar matahari. Meski sudah jam 11 siang, matahari tidak terasa terik. Mas Abrar dan Dik Arifa suka sekali sekedar berjalan-jalan melihat gerobak-gerobak yang ditarik keledai. Selain itu, rutinitas kami saat ini adalah bermain di atap. Ummi menjemur pakaian, dan melipat pakaian-pakaian kering. Mas Abrar dan Dik Arifa berlari-lari di bawah sinar matahari, memandang burung-burung gagak yang terbang begitu dekat, menertawai teriakan-teriakan pedagang keliling yang tak mereka tahu maknanya, memandang takjub pesawat-pesawat jet yang sering sekali tampak. Mas Abrar dan Dik Arifa tersenyum malu-malu saat Uncle Shabaz atau Uncle Abbas, tetangga lantai dua, menyapa mereka. 

Rumah kami yang terletak di lantai pertama, memang terasa sangat dingin. Makanya, Mas Abrar dan Dik Arifa senang sekali diajak bermain di atap (lantai tiga). Jika Ummi mengajak kembali ke rumah, Mas Abrar komentar “Enak di sini Mi, anget, rumah kita kok dingin banget siiih, rumah atau kulkas?”.Hemmm, bukan salah rumahnya Nak, tapi memang sedang musim dingin.  

13 Feb 2013