Wonderful Mother : Emak dan Bu Lurah
Sejak Bapak "sedo" setengah tahun lalu, saya berusaha menelpon Emak setiap hari. Anehnya, setiap hari banyak sekali topik obrolan. Sekali telpon bisa setengah jam. Saya ingin merekam setiap cerita Emak. Luar biasa, Emak ingatannya sangat bagus. Detail cerita seperti baru kemarin terjadi.
Seperti cerita Emak dan Bu Lurah, saya lupa Lurah mana. Settingnya saat Emak punya anak enam, sedang berjualan es di upacara tujuh belasan.
Tiba-tiba ada yang menyapa, teman SR (Sekolah Rakyat) yang sekarang menjadi istri Pak Lurah di suatu desa. Tanpa mengintimidasi, Bu Lurah mempersilahkan Emak duduk di kursi.
"Seharusnya kamu yang duduk di kursi, kamu anak pintar waktu sekolah," kata Bu Lurah.
"Ya tidak begitu, rejeki kamu jadi Bu lurah, kamu yang pantas duduk di kursi itu," sahut Emak.
**
Saya sangat bangga dengan Emak, tidak rendah diri dan tidak merendahkan dirinya. Kecerdasan spiritualnya sangat tinggi, meyakini bahwa rezeki dan takdir jodoh sudah diatur Allah. Jalani, nikmati, syukuri.