Diary Cucu Lucu Part 3 : Tangga Rapunzel


Arifa dan Abrar sedang mengikuti dongeng Rapunzel dari buku kumpulan dongeng klasik. Karena mereka penasaran, Abi mencarikan film tentang Rapunzel. Setelah itu, mereka berimajinasi apa-apa terkait Rapunzel.

Arifa membentuk menara Rapunzel dari permen-permen.

Arifa   : Ummi, ayo lihat...lihat ada rumah Rapunzel!
Ummi : Oh iya, baguuus...
Abrar : Ini apanya? (menunjuk bagian dari menara)
Arifa : Tangganya....
Abrar : Masa' rumah Rapunzel ada tangganya???
Arifa : Iya dong, buat naik turun.
Abrar : ???? (Bingung, seingatnya naik turun menara Rapunzel hanya dengan rambut Rapunzel)

Glek! Tumben, logis.


***


Ada yang bilang, anak kecil adalah makhluk paling tidak logis di dunia. Ketidaklogisan mereka seringkali tidak dipahami orangtua, sehingga mereka berteriak-teriak, menjerit-jerit, menangis-nangis, dan tentu saja membuat siapa saja ingin memukul.

Tapi, meski mereka sendiri tidak logis, kadang mereka tidak mau menerima ketidaklogisan sesuatu. Contohnya adalah dongeng-dongeng. Jika ada yang aneh, mereka bertanya, bertanya, dan terus bertanya mengapa begini mengapa begitu, tidak pernah puas, dan selalu diulang-ulang. Kecerewetan mereka, lagi-lagi menipiskan kesabaran orangtua. Tidak semua orangtua pastinya, tapi saya contoh nyatanya.