Emak Rempong, Lahori Friends, dan Happy Mama Ji

Saya senang mempunyai komunitas ibu-ibu di dunia nyata. Berkumpul bersama, sambil "momong anak", sambil makan-makan, sambil bertukar cerita, itu adalah suatu keindahan hidup. 

Di Indonesia, mempunyai komunitas ibu-ibu sangatlah mudah. Budaya kita yang membolehkan perempuan bepergian tanpa didampingi suami memudahkan kita mengatur waktu berkumpul sesama ibu di saat suami-suami kita bekerja. Dulu di Cimanggis, saya punya teman-teman arisan sesama orangtua murid di TK anak saya. Arisan bulanan, berkumpul sekali sebulan, sambil makan-makan. Sementara para ibu tertawa-tawa bertukar cerita, para anak berlari-lari heboh bersama teman-temannya. Sudah kenyang pulang, semua sudah tertawa, semua sudah bahagia, semua sudah merasa tidak kesepian. Indah 'kan hidup seperti itu? Hidup tanpa kesepian di dunia nyata, itu penting.

Alkisah, saya harus pergi meninggalkan Indonesia dan terbang menuju Pakistan. Saya ingat, tiga tahun lalu, saat harus berpisah dengan komunitas arisan saya - yang sekarang mempunyai nama "Emak-Emak Rempong" - ada air mata mengalir di sana, ada doa mengalir di sana. 

Saya pun memulai kehidupan di negara ini tanpa seorangpun yang saya kenal. Lahore adalah kota yang sangat besar, penuh dengan peninggalan dinasti Mughal dan penjajah British. Lahore bukanlah kota yang populer untuk tujuan studi bagi orang Indonesia. Lahore bukan pula kota yang tenar untuk tujuan wisata luar negeri. 

Satu demi satu saya menemukan Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Lahore. Namun tidaklah mudah bagi kita untuk berkumpul. Jarak rumah yang berjauhan menjadi kendala. Kultur maskulin di Pakistan, yang menyebabkan istri harus kemana-mana dinatar suami, sangat merepotkan dan mnghalangi keinginan untuk berkumpul.

Pendek cerita, dengan bantuan sesepuh Lahore yang menjadi admin grup whats app dan terbentuklah Lahori Friends. Heboh setiap hari. Ah, rasanya ingin mengabadikan chat-chat di WA menjelang gathering di Tabaq. Sangat heboh, sampai akhirnya direkam, karena tangan lelah mengetik untuk keperluan koordinasi. Hasilnya, 63 orang berhasil dikumpulkan, dari 16 keluarga. MashaAllah. Saya berterimakasih sekali kepada kawan-kawan Lahore. Karena mereka, saya merasa ada.

Masih sesama orang Indonesia, kita mudah bersahabat.
Tapi saya tak cukup dengan itu.

Meski saya pernah menanggung kecewa akibat persabatan yang terluka dengan perempuan Pakistan, saya tidak ingin men-generalisir bahwa semua perempuan Pakistan itu tidak bisa kita jadikan teman.

Target saya adalah menjalin pertemanan, menjalin silaturahim tanpa membebani. Bukan sebuah grup ibu-ibu di mana kita bisa momong anak bersama. Saya hanya ingin menyebarkan rasa bahagia bertemu dengan teman.

Saya menyalami semua...
Saya tersenyum kepada semua...
Saya berbagi sedikit cerita lucu...
Saya menyempatkan berkunjung sebisanya...

Ya...
Saya hanya ingin memunculkan "happy mama ji- happy mama ji"...
Karena teman di dunia nyata itu... Penting.