SARI; Status: Positif

 "Is....aku positif" chat teman saya malam-malam.

"Innalillahi wa inna ilaihi raajiuun. Siapa aja yang kena? Trus isoman dimana?"

"Aku hamil Iiiiiiis..... Bukan positif corona"

"Alhamdulillaaaaah.....selamaaaat"

"Kok Alhamdulillaaah?"

"Gimana sih, Innalillahi salah, Alhamdulillah salah."

"Ya masalahnya...aku binguuung mau bilang apa ke Ibuku"

"Sariiiiii cantiiiik....dikau hamil kan legal. Ada suami. Bingungnya dimana?"

"Tahu kaan...anakku udah kayak tasbeh. Si Andra baru bulan depan disapih... Trus kamu tahu sendiri kan sejak pandemi, banyak usaha ketar ketir"

"Trus....kamu pengin saya nasehatin apa?"

"Aku kepikiran yang negatif. Boleh nggak siiih....kalo...."

"JANGAAAAAAAN.....!!!! Saya nggak mau secara tidak langsung terlibat dalam pembunuhan seorang presiden"

"Kok Presiden???"

Lima menit.... chat Sari tidak saya baca. Sebenarnya saya sedang ngebut mengecek data dari agen saya.

"Iiiiiiis......kamu lagi sibuuuuk?"

Chatnya bisa terbaca walo belum saya buka. Duuh...bentar-bentar, malam ini agen saya harus submit data keranjang multifungsi ke importir. Semua reseller harus mengecek satu per satu orderan, biar nggak salah motif dan jumlah. Puyeng lihat angka-angka yang menyemut begini. Salah tulis kode motif, saya bisa kena komplen ibu-ibu komplek dan para customer saya. Tapi... finally, done.

"Sorry sorry...saya nggak sibuk kok. Maksud saya...."

"Kenapa jadi pembunuhan presiden?"

"Ya kan nggak tahuuuu....kali aja anak kamu yang ketujuh ini ternyata di masa depan jadi presiden."

"Ya ampuuun Isss....dari dulu ya kamu masih suka halu level dewa. Aku serius Is nanya kamu"

"Saya malah duarius njawab kamu."

"Trus aku gimana bilangnya ke Ibuku? Ibuku tuh udah wanti-wanti aku buat steril. Tapi aku yang masih maju mundur gini. Eh malah keburu isi"

"Trus kata Ayahnya bocah gimana?"

"Sama....bingung juga. Mana toko baju lagi sepi amat di pasar."

"Ya Allah Sar.... Saya nggak mungkin dong nyetujuin pikiran negatif kamu. Saya cuma bisa ndoain semoga kamu nggak bingung ketemu Ibumu sendiri. Bilanglaaah....insyaAllah masing-masing Anak bawa rejeki"

"Kamu enak ngomong gitu...soalnya bukan kamu yang njawab ke Ibu..."

"Lhaa...siapa bilang saya nyuruh kamu njawab ke Ibu? Hamil itu tanggung jawab suami istri. Kamu yang nanggung aja.... suami yang njawab ke Ibu".

.....

.....

....

THE END


Disclaimer: Ini cerpen cerpenan. Kalau ada kesamaan, ya sengaja.