KAU YANG MENYULUT API KEMARAHAN
Kau tahu siapa mereka?
Mereka rakyat negeri kita,
Lihatlah wajah-wajah mereka,
Suami yang bertengkar dengan istrinya,
Ibu yang anaknya tak mau mendengarkannya,
Orang yang cemburu akan kesuksesan temannya,
Orang yang berhutang pada pemilik rumah sewa.
Dari buruknya kinerja pemerintahan,
sampai kekalahan tim sepak bola kesayangan,
Dari masalah kemacetan,
sampai kenaikan harga gorengan,
Mereka marah akan segala hal.
Tapi mereka mencoba menahannya.
Kemudian kau datang,
Menyulut api kemarahan,
Dengan "status-status"mu di media sosial.
Lalu mereka tumpahkan amarahnya kepadamu.
(Kalimat ini bukan saya yang membuat. Saya ambil dari adegan salah satu film favorit saya "Muna Bhai MBBS" yang ditulis dan disutradarai oleh Rajkumar Hirani. Tapi kalau di film, adegannya orang tua menasehati pencopet. Saya ubah dan tambahkan sedikit untuk konteks media sosial)
Mereka rakyat negeri kita,
Lihatlah wajah-wajah mereka,
Suami yang bertengkar dengan istrinya,
Ibu yang anaknya tak mau mendengarkannya,
Orang yang cemburu akan kesuksesan temannya,
Orang yang berhutang pada pemilik rumah sewa.
Dari buruknya kinerja pemerintahan,
sampai kekalahan tim sepak bola kesayangan,
Dari masalah kemacetan,
sampai kenaikan harga gorengan,
Mereka marah akan segala hal.
Tapi mereka mencoba menahannya.
Kemudian kau datang,
Menyulut api kemarahan,
Dengan "status-status"mu di media sosial.
Lalu mereka tumpahkan amarahnya kepadamu.
(Kalimat ini bukan saya yang membuat. Saya ambil dari adegan salah satu film favorit saya "Muna Bhai MBBS" yang ditulis dan disutradarai oleh Rajkumar Hirani. Tapi kalau di film, adegannya orang tua menasehati pencopet. Saya ubah dan tambahkan sedikit untuk konteks media sosial)