"Blessing Indisguise" Pandemi; Dua PhD
Sudah sejak 9 Maret 2020 hingga hari ini, sekitar 95 persen hidup kami sekeluarga #DiRumahAja. Pandemi Corona masih berlangsung, kurva pasien positif virus masih tinggi.
Ada ribuan cerita sedih. Begitu banyak yang meninggal, begitu banyak yang kehilangan pekerjaan, begitu banyak anak kecil dan ibu yang bosan karena di rumah saja.
Namun, tetaplah, sebagai muslim, harus pintar-pintar mencari hikmah di setiap musibah. Selalu ada celah untuk bersyukur, begitu yang sering saya ulang.
Contoh yang paling menakjubkan adalah blessing indisguise pandemi skala internasional ini adalah suami saya Defense disertasi via zoom meeting. Alhamdulillah, resmi PhD di bidang matematika pada tanggal 9 Juni 2020. Menyusul, bapak mertua saya, juga Viva disertasi, online juga, resmi PhD bidang sipil, pada 17 juni 2020. Yah, semua mencoba memudahkan kelulusan. Pandemi internasional ini membatasi segala gerak di dunia nyata, penerbangan banyak yang mati (suri).
Segala puji hanya untuk Allah. Laa Hawla walaa Quwwata Illa Billah.
Ada ribuan cerita sedih. Begitu banyak yang meninggal, begitu banyak yang kehilangan pekerjaan, begitu banyak anak kecil dan ibu yang bosan karena di rumah saja.
Namun, tetaplah, sebagai muslim, harus pintar-pintar mencari hikmah di setiap musibah. Selalu ada celah untuk bersyukur, begitu yang sering saya ulang.
Contoh yang paling menakjubkan adalah blessing indisguise pandemi skala internasional ini adalah suami saya Defense disertasi via zoom meeting. Alhamdulillah, resmi PhD di bidang matematika pada tanggal 9 Juni 2020. Menyusul, bapak mertua saya, juga Viva disertasi, online juga, resmi PhD bidang sipil, pada 17 juni 2020. Yah, semua mencoba memudahkan kelulusan. Pandemi internasional ini membatasi segala gerak di dunia nyata, penerbangan banyak yang mati (suri).
Segala puji hanya untuk Allah. Laa Hawla walaa Quwwata Illa Billah.