PONNIYIN SELVAN : Kisah kisruh kerajaan Chola
Waktu belajar sejarah, ada cerita kerajaan Sriwijaya dikalahkan oleh kerajaan dari Tamil, yaitu kerajaan Chola.
Kisah kerajaan Chola pernah dibuat cerbungnya, terbit di majalah Tamil tahun 1950 - 1954. Bayangkan, baru 3 tahun setelah India merdeka, ada orang bisa membuat cerbung bagus, dan menjadi LEGENDA. Tahun 1954 cerbung itu diterbitkan dalam bentuk novel fiksi sejarah PONNIYIN SELVAN.
Bertahun-tahun kemudian, para sineas India ingin memfilmkan novel itu. Tapi maju mundur.
Dan tahun 2022.... dengan segenap kecanggihan teknologi membuat film, dengan kecanggihan otak manusia membuat skenario yang rapi, film adaptasi novel ini BERHASIL box office.
Soal cerita, aslinya klise: perebutan kekuasaan, balas dendam, anak yang tertukar, pertumpahan darah, cinta tak sampai karena beda darah, dll
Tapi orang-orang India memang pinter meng-eksekusi. Kisah klise menjadi menarik.
Ceritanya banyak sekali tokoh, banyak kerajaan, rumit menurut saya. Itulah sebabnya, pemilihan alur yang majuuuuu terus menjadi pilihan terbaik. (Hanya saat adegan membayangkan kejadian masa lalu, penonton di bawa mundur).
Saya sering menemukan para pembuat film yang mungkin ingin filmnya bagus dengan memainkan alur : maju-mundur-maju-mundur. Tapi karena tidak piawai memainkan alur, filmnya malah jadi membingungkan.
Ponniyin Selvan, kemudian disingkat dengan PS -1, sedemikian percaya dirinya saat produksi film. Cerita dibuat tak selesai dalam durasi 3 jam. Membuat penonton terpaksa menunggu PS - 2.
Salut. Perfilman India sekarang tak lagi monopoli bahasa Hindi. Bahkan film bahasa-bahasa daerah pun mampu menembus highest grossing.
Indonesia punya banyak kisah Greatest Empire tak kalah menarik. "Tinggal" eksekusinya. Buat yang keturunannya ingin menjadi sineas film-film jaman kerajaan, belajar ke India menurut saya pilihan bagus.
#filmbagusadalah