"KALIAN PALESTINA?" "BUKAN, KAMI INDONESIA".
Siang di Lahore, usai jalan-jalan.
Seperti biasa,saya bertugas mencari dan menawar ricksa (bajai). Sopir ricksa tidak bertanya apa-apa selama saya tawar-menawar. Setelah kesepakatan beres, saya memanggil suami dan anak-anak saya.
Sopir ricksa kemudian memperhatikan kami, mendengarkan baik-baik pembicaraan kami. Kemudian dengan bahasa Urdu, sopir ricksa bertanya:
"Kalian dari Palestina?"
"Apa, Uncle?"
"Kalian dari Palestina?"
"Palestina? Oooh...Bukan.... Kami orang Indonesia."
"Apa, Uncle?"
"Kalian dari Palestina?"
"Palestina? Oooh...Bukan.... Kami orang Indonesia."
Maka, baru kali ini ada orang yang menebak kami dari Palestina. Bagaimana mungkin kami dianggap dari Palestina, bahkan hidung mancung pun kami tak punya.
Meski salah, saya sangat terharu. Saya orang Indonesia yang sangat mencintai bendera merah putih. Tapi hati saya tak hanya "merah dan putih". Hati saya untuk negara-negara yang pernah membantu kemerdekaan Indonesia. Untuk Palestina, untuk Pakistan, untuk Mesir.... untuk semua negara di mana saya merasa berhutang budi kepada nenek moyang mereka.
Karena....
MERDEKA ITU TIDAK GRATIS.
Ada pengorbanan negara-negara lain, yang suatu saat harus kita bayar dengan membantu mereka.
MERDEKA ITU TIDAK GRATIS.
Ada pengorbanan negara-negara lain, yang suatu saat harus kita bayar dengan membantu mereka.
Sekali lagi,
MERDEKA ITU TIDAK GRATIS.
MERDEKA ITU TIDAK GRATIS.