PhD : Jangan Kau Bertanya Dimana Aku

Saat di bus Bilal Daewoo, sang "pramugari" cantik memutar film bollywood "PK" untuk para penumpang. Film ini selain mendapat banyak protes, tetapi juga diterima banyak kalangan luas, termasuk Pakistan. Tentu saja dengan banyak sensor.

Ada satu hal yang menarik di film ini, yaitu adegan pertemuan Jaggu dengan Sarfaraaz. Mereka berkenalan di Bruges, Belgium, bertepatan dengan ada acara pembacaan puisi Rai Bacchan oleh Amitab Bacchan. Sarfaraaz mengatakan bahwa dia suka puisi dan Jaggu pun tertarik untuk berkenalan..

X : Jaggu, mera naam.
Y : Sarfaraaz.
X : Saya reporter TV di sini.
Y : Saya mahasiswa arsitek, bekerja paruh waktu di kedutaan Pakistan.
X: Mengapa di Kedutaan Pakistan?
Y : Karena saya orang Pakistan, Jadi tidak mungkin 'kan bekerja di Kedutaan Besar India.
X : (Diam, tidak tersenyum lagi)
Y : Kya Hua Hai? 
X : Nahi
Y : Setelah saya bilang dari Pakistan, senyummu menghilang.
X : (Terdiam)
Y : Baiklah, Khuda Hafidz!

Sarfaraaz pun pergi meninggalkan Jaggu, kemudian bernyanyi yang kutipan liriknya begini:

"Bisakah kau bertanya namaku, tanpa bertanya asalku".

Bagi saya, adegan ini sangat menyentuh. Saya dan Sarfaraaz punya kesamaan. Kami sama-sama membawa nama "Pakistan". Sarfaraaz juga diceritakan berasal dari Lahore, kota tempat saya dan keluarga merantau. Lahore sangat dekat dengan India. Dan di Wagha Border, perbatasan Pakistan-India, setiap senja kita bisa melihat aura permusuhan kedua negara itu.

Sedikit beda cerita dengan Sarfaraaz. Ketika kawan kerabat bertanya kabar saya. Saya menjawab baik. Mereka senang. Ketika mereka bertanya dimana saya sekarang? Saya menjawab sedang di luar negri. Mereka pun bangga dan surprise. Tapi ketika mereka bertanya lagi, luar negrinya mana? dan saya jawab "PAKISTAN". Maka, mereka pun berubah penilaian. Memang bagi sebagian besar orang, Pakistan bukanlah "nama cantik" untuk dikabarkan. Bagi sebagian besar orang, Pakistan adalah negara miskin, gersang, terbelakang, bahaya, banyak teroris, dan segala macam penilaian yang menunjukkan "bukan tempat untuk layak hidup". Bagi sebagian besar orang, luar negri adalah Jepang, Korea, Inggris, Amerika, dan negara-negara yang lain yang lebih "bergengsi."

Saya jadi ingin meniru adegan Sarfaraz. Saya ingin menyanyi seperti Sarfaraz. Karena ini di Lahore, bukan di Bruges, maka menyanyinya di pinggir cabang sungai Indus yang juga mengalir di Lahore.

"Bisakah kau bertanya kabarku, tanpa bertanya di mana aku"
Kya aap meri khabar ley saktey hai, baghair pucha ma kahan hoon....


-- musim dingin yang indah --