Diary Cucu Lucu Part 2 : Diam Itu Emas, Katanya......
Diam Itu Emas, Katanya...... (1)
Kata pepatah, diam itu emas. Tapi kalau Dik Arifa yang diam,
malah bikin cemas. Yaah....megingat dalam keseharian Dik Arifa lebih banyak bergerak
kesana kemari dengan mulut yang tak berhenti mengobrol dan menyanyi.
Suatu sore, kami naik
mobil. Yangti nyetir. Ummi di samping Yangti. Mas Abrar dan Dik Arifa duduk di
belakang. Ummi mewanti-wanti, tetaplah duduk, jangan berdiri. Kalau berdiri agar
bisa melihat pemandangan, harap pegangan kuat-kuat.
Namanya Dik Arifa. Belum bisa dipercaya untuk hal ini. Tidak
pegangan, bergerak kesana-kemari. Ummi mulai khawatir. Tiba-tiba Yangti
mengerem, Dik Arifa terjatuh, keras, bug! Diam. Tak ada suara. Tak ada
pergerakan. Ummi memanggil, tak ada sahutan. Ummi deg-degan, langsung lompat ke
belakang. Ummi lihat Dik Arifa, oooh.... matanya masih bergerak-gerak. Rupanya
Dik Arifa hanya sangat terkejut. Tak ada luka sedikitpun.
“Yangti, kenapa Yangti nyante aja siih Dik Arifa jatuh? Ummi
aja cemas”, tanya Ummi.
“Lha wong dari tempat Yangti kelihatan mata Dik Arifa masih
plorak-plorok...”, kata Yangti
Wualaaaah....jadi hanya ummi yang cemas dengan diamnya Dik
Arifa.
Diam Itu Emas, Katanya...... (2)
Diamnya Dik Arifa membuat Ummi deg-degan lagi. Ketika sedang
mandi bola, di tengah kolam tiba-tiba Dik Arifa
duduk terdiam sambil memegangi tangannya.
Ummi panggil-panggil, tak menyahut, tak bergerak. Cukup lama. Akhirnya ummi
masuk ke kolam mandi bola, dan menggemdong Dik Arifa.
Ternyata Dik Arifa sedang heran mengapa tangannya dicap
merah, seperti berdarah. Memang waktu mau masuk arena bermain, tangan setiap
anak dicap. Mungkin karena sangat tidak sabar ingin bermain, Dik Arifa malah
nggak sadar tangannya dicap. Baru sadar setelah lama bermain. Hehehe.