Diary Cucu Lucu Part 2 : Kok Ngeles?
Kok Ngeles? - 1
"Ngeles" kalau yang saya tahu bukan bahasa indonesia yang baku. Makna sesungguhnya adalah berkilah, mencari-cari alasan. Heran, Mas Abrar dan Dik Arifa terkadang suka ngeles. Seperti suatu siang, Dik Arifa tidak menghabiskan susunya. Susu rasa strawbery itu diberikan ke Ummi.
Ummi : Eh, kok ngga dihabisin susunya?
Dik Arifa : Ipa puata.... (Arifa puasa)
Ummi : Puasa apa? Habisin dooong....!
Dik Arifa : Aaaaah........... Ipa puata.....
Grrrrrrghhhhhhmmmmm, bilang aja nggak mau menghabiskan atau kenyang, nggak usah pura-pura puasa :D
Kok Ngeles? - 2
Mas Abrar, Dik Arifa, dan Ummi bersepeda keliling desa. Mas Abrar naik sepeda roda empat. Dik Arifa naik sepeda roda tiga. Yah, ukuran sepeda sesuai tahapan umur mereka. Ummi berepsan ke Mas Abrar, bahwa Mas Abrar harus mau menuntun sepeda sendiri jika sedang di jalan berbatu (jalan jelek) kemudian jika jalannya sudah bagus lagi, Mas Abrar naik dan goes-goes sendiri.
Mas Abrar nurut. Jika di jalan halus, naik dan goes-goes sepeda sendiri. Kalau ketemu jalan jelek, Mas Abrar turun dan menuntun sepedanya. Begitu bergantian, sampai hingga dekat rumah tiba-tiba Mas Abrar berhenti.
Ummi : Mas, kok berhenti?
Mas Abrar : Lampu meyah Mi!
Ummi : Oh, ada lampu merah. Ummi hitung, 5, 4, 3, 2, 1, nol....... lampu hijau.
Mas Abrar : (tetap diam di sepeda, tidak jalan)
Ummi : Kok nggak jalan?
Mas Abrar : Mogok Mi.....
Ummi : Yeeeeeee! Bilang aja capek, minta didorongin Ummi 'kan............?
Mas Abrar : (Tersenyum penuh kemenangan)
Kok Ngeles? - 3
Mas Abrar ingin diakui sebagai anak yang sudah besar jika menginginkan hal-hal tertentu. Tetapi, lain waktu, ingin diakui sebagai anak kecil jika tidak menginginkan sesuatu.
Ummi : Mas, pakai baju sendiri dooong.... 'Kan udah bisa. Udah besar looh Mas Abrar.
Mas Abrar : Iiih.... Mas Abaw masih keciil.... tuuuh 'kaan... kaki Mas Abaw nggak tinggi kaya kaki Ummi 'kaan....!
Lain waktu.
Ummi : Mas, ayunan seperti itu tidak untuk anak kecil. Bahaya. Itu buat anak yang sudah besar!
Mas Abrar : Mas Abaw 'kan udah besaaar Miii.......... 'Kan udah bisa makan koko (nata de coco) 'kan.... Kata Ummi, koko buat anak yang udah besar, bukan bayi.....
Hmmmmmm, niru siapa siiih!!! (melirik ke Yangkung :p )
"Ngeles" kalau yang saya tahu bukan bahasa indonesia yang baku. Makna sesungguhnya adalah berkilah, mencari-cari alasan. Heran, Mas Abrar dan Dik Arifa terkadang suka ngeles. Seperti suatu siang, Dik Arifa tidak menghabiskan susunya. Susu rasa strawbery itu diberikan ke Ummi.
Ummi : Eh, kok ngga dihabisin susunya?
Dik Arifa : Ipa puata.... (Arifa puasa)
Ummi : Puasa apa? Habisin dooong....!
Dik Arifa : Aaaaah........... Ipa puata.....
Grrrrrrghhhhhhmmmmm, bilang aja nggak mau menghabiskan atau kenyang, nggak usah pura-pura puasa :D
Kok Ngeles? - 2
Mas Abrar, Dik Arifa, dan Ummi bersepeda keliling desa. Mas Abrar naik sepeda roda empat. Dik Arifa naik sepeda roda tiga. Yah, ukuran sepeda sesuai tahapan umur mereka. Ummi berepsan ke Mas Abrar, bahwa Mas Abrar harus mau menuntun sepeda sendiri jika sedang di jalan berbatu (jalan jelek) kemudian jika jalannya sudah bagus lagi, Mas Abrar naik dan goes-goes sendiri.
Mas Abrar nurut. Jika di jalan halus, naik dan goes-goes sepeda sendiri. Kalau ketemu jalan jelek, Mas Abrar turun dan menuntun sepedanya. Begitu bergantian, sampai hingga dekat rumah tiba-tiba Mas Abrar berhenti.
Ummi : Mas, kok berhenti?
Mas Abrar : Lampu meyah Mi!
Ummi : Oh, ada lampu merah. Ummi hitung, 5, 4, 3, 2, 1, nol....... lampu hijau.
Mas Abrar : (tetap diam di sepeda, tidak jalan)
Ummi : Kok nggak jalan?
Mas Abrar : Mogok Mi.....
Ummi : Yeeeeeee! Bilang aja capek, minta didorongin Ummi 'kan............?
Mas Abrar : (Tersenyum penuh kemenangan)
Kok Ngeles? - 3
Mas Abrar ingin diakui sebagai anak yang sudah besar jika menginginkan hal-hal tertentu. Tetapi, lain waktu, ingin diakui sebagai anak kecil jika tidak menginginkan sesuatu.
Ummi : Mas, pakai baju sendiri dooong.... 'Kan udah bisa. Udah besar looh Mas Abrar.
Mas Abrar : Iiih.... Mas Abaw masih keciil.... tuuuh 'kaan... kaki Mas Abaw nggak tinggi kaya kaki Ummi 'kaan....!
Lain waktu.
Ummi : Mas, ayunan seperti itu tidak untuk anak kecil. Bahaya. Itu buat anak yang sudah besar!
Mas Abrar : Mas Abaw 'kan udah besaaar Miii.......... 'Kan udah bisa makan koko (nata de coco) 'kan.... Kata Ummi, koko buat anak yang udah besar, bukan bayi.....
Hmmmmmm, niru siapa siiih!!! (melirik ke Yangkung :p )