Ramalan Salah Sang Motivator
Tiba-tiba teringat sebuah kisah...
Usia 17 tahun saya mengikuti sebuah training motivasi "Menjadi Penulis Hebat". Motivatornya tentu saja penulis terkenal, saya sudah membaca banyak novelnya.
Salah satu session training motivasi itu adalah peserta diberi waktu untuk membuat karangan. Setelah selesai, sang motivator meminta salah satu peserta berdiri dan membacakan karangannya.
Saya berdiri.
Saya membacakan karangan saya.
Kemudian....
Sang motivator bertepuk tangan sambil berkata penuh semangat:
"SEBUAH CERITA YANG MENGAGUMKAN!
SAYA YAKIN, LIMA TAHUN LAGI KAMU AKAN MENJADI PENULIS HEBAT!!!"
Lima tahun kemudian, yaitu usia 22 tahun, saya kembali teringat kata-kata sang motivator.
Dan tidak melihat ada bukti ajaib dari kata-kata motivasi sang motivator.
- Saya membuat karangan mengagumkan tentang pedalaman hutan dan gunung Peru, karena sebelum mengikuti training saya baru saja selesai membaca novel The Celestine Prophecy karya James Redfield. Kalimat-kalimat dalam novel masih membekas di kepala, jadi saya gabungkan dengan imajinasi saya. Dan itulah kesalahan sang motivator, berbicara menyemangati tanpa menanyakan dari mana asal imajinasi saya -
Usia 17 tahun saya mengikuti sebuah training motivasi "Menjadi Penulis Hebat". Motivatornya tentu saja penulis terkenal, saya sudah membaca banyak novelnya.
Salah satu session training motivasi itu adalah peserta diberi waktu untuk membuat karangan. Setelah selesai, sang motivator meminta salah satu peserta berdiri dan membacakan karangannya.
Saya berdiri.
Saya membacakan karangan saya.
Kemudian....
Sang motivator bertepuk tangan sambil berkata penuh semangat:
"SEBUAH CERITA YANG MENGAGUMKAN!
SAYA YAKIN, LIMA TAHUN LAGI KAMU AKAN MENJADI PENULIS HEBAT!!!"
Lima tahun kemudian, yaitu usia 22 tahun, saya kembali teringat kata-kata sang motivator.
Dan tidak melihat ada bukti ajaib dari kata-kata motivasi sang motivator.
- Saya membuat karangan mengagumkan tentang pedalaman hutan dan gunung Peru, karena sebelum mengikuti training saya baru saja selesai membaca novel The Celestine Prophecy karya James Redfield. Kalimat-kalimat dalam novel masih membekas di kepala, jadi saya gabungkan dengan imajinasi saya. Dan itulah kesalahan sang motivator, berbicara menyemangati tanpa menanyakan dari mana asal imajinasi saya -