Kemajuan yang Membanggakan
Seorang Ibu dari Indonesia mendaftarkan anak laki-laki pertamanya di sekolah lokal di Pakistan. Usianya baru 3,5 tahun dan terdaftar di kelas Pre-Nursery. Lingkungan dan bahasa yang asing menjadi kendala. Maka sang Ibu rajin menanyakan kemajuan anaknya ke wali kelas.
Satu bulan, dua bulan, belum ada kemajuan. Di bulan ketiga, sang Ibu menanyakan laporan kemajuan.
Guru : Hari ini, ada yang berbeda dengan putra Ibu.
Ibu : Ada apa gerangan?
Guru : Waktu saya pergi keluar kelas kemudian saya masuk kembali, saya melihat putra Ibu sedang berlari-lari di kelas bersama teman-teman, mereka membuat kegaduhan. Ketika mereka melihat saya, mereka teriak ketakutan sambil tertawa-tawa dan kembali duduk di kursi masing-masing.
Ibu : Anak saya juga???
Guru : Ya.
Ibu : Waooooow......ini baru luar biasa, ini kemajuan yang membanggakan buat saya.
Sang Ibu lega, mengingat tiga bulan pertama anaknya hanya bisa duduk manis di kursi di dalam kelas. Duduk, ya hanya duduk. Menyeramkan bukan?
Tahun berikutnya, sang Ibu mendaftarkan anak keduanya, perempuan. Sang kakak sudah pindah kelas di nursery, dan adiknya di kelas pre-nursery dengan wali kelas yang sama. Sang Ibu masih sering menanyakan kemajuan anaknya. Karena anak keduanya sudah familiar dengan lingkungan sekolah (selama satu tahun ikut antar jemput kakaknya), sang Ibu berharap kemajuan lebih cepat.
Satu minggu, dua minggu, belum ada kemajuan. Satu bulan kemudian...
Guru : Hari ini, ada yang berbeda dengan putri Ibu.
Ibu : Ada apa gerangan? Apa dia sudah bisa lari-lari di kelas?
Guru : Oh, dia setiap hari lari-lari di kelas.
Ibu : Apa dia juga teriak ketakutan saat kamu mendapati dia lari-lari di kelas?
Guru : Oh tidak takut, dia bahkan mengunci pintu dari dalam, sehingga saya hanya bisa berdiri di luar kelas.
Ibu : Oh..., maafkan saya. Jadi apa kemajuannya? Apa dia sudah berani meminta permisi untuk ke kamar mandi?
Guru : Oh, setiap hari juga dia bilang mau ke kamar mandi.
Ibu : Jadi...."
Guru : Putri Ibu sekarang bisa duduk manis di kursinya!
Ibu : Waaaaooooow.........luar biasa, ini luar biasa. Terimakasih untuk kemajuan yang membanggakan ini.
Sang Ibu lega, mengingat satu bulan pertama anaknya hanya bisa jalan-jalan di dalam kelas dan meminta permisi ke kamar mandi, tapi ternyata bermain sendirian di halaman sekolah sambil mencari bulu burung gagak. Sama sekali tidak bisa duduk manis di kursinya, hari itu perdana duduk manis.
Satu bulan, dua bulan, belum ada kemajuan. Di bulan ketiga, sang Ibu menanyakan laporan kemajuan.
Guru : Hari ini, ada yang berbeda dengan putra Ibu.
Ibu : Ada apa gerangan?
Guru : Waktu saya pergi keluar kelas kemudian saya masuk kembali, saya melihat putra Ibu sedang berlari-lari di kelas bersama teman-teman, mereka membuat kegaduhan. Ketika mereka melihat saya, mereka teriak ketakutan sambil tertawa-tawa dan kembali duduk di kursi masing-masing.
Ibu : Anak saya juga???
Guru : Ya.
Ibu : Waooooow......ini baru luar biasa, ini kemajuan yang membanggakan buat saya.
Sang Ibu lega, mengingat tiga bulan pertama anaknya hanya bisa duduk manis di kursi di dalam kelas. Duduk, ya hanya duduk. Menyeramkan bukan?
Tahun berikutnya, sang Ibu mendaftarkan anak keduanya, perempuan. Sang kakak sudah pindah kelas di nursery, dan adiknya di kelas pre-nursery dengan wali kelas yang sama. Sang Ibu masih sering menanyakan kemajuan anaknya. Karena anak keduanya sudah familiar dengan lingkungan sekolah (selama satu tahun ikut antar jemput kakaknya), sang Ibu berharap kemajuan lebih cepat.
Satu minggu, dua minggu, belum ada kemajuan. Satu bulan kemudian...
Guru : Hari ini, ada yang berbeda dengan putri Ibu.
Ibu : Ada apa gerangan? Apa dia sudah bisa lari-lari di kelas?
Guru : Oh, dia setiap hari lari-lari di kelas.
Ibu : Apa dia juga teriak ketakutan saat kamu mendapati dia lari-lari di kelas?
Guru : Oh tidak takut, dia bahkan mengunci pintu dari dalam, sehingga saya hanya bisa berdiri di luar kelas.
Ibu : Oh..., maafkan saya. Jadi apa kemajuannya? Apa dia sudah berani meminta permisi untuk ke kamar mandi?
Guru : Oh, setiap hari juga dia bilang mau ke kamar mandi.
Ibu : Jadi...."
Guru : Putri Ibu sekarang bisa duduk manis di kursinya!
Ibu : Waaaaooooow.........luar biasa, ini luar biasa. Terimakasih untuk kemajuan yang membanggakan ini.
Sang Ibu lega, mengingat satu bulan pertama anaknya hanya bisa jalan-jalan di dalam kelas dan meminta permisi ke kamar mandi, tapi ternyata bermain sendirian di halaman sekolah sambil mencari bulu burung gagak. Sama sekali tidak bisa duduk manis di kursinya, hari itu perdana duduk manis.