Dua Wanita Lain di Mata Suami Saya
Kalau ada dua wanita lain yang sering disebut-sebut suami saya di depan anak-anak saya, mereka adalah Ibu saya dan Ibu mertua saya.
Ibu saya, memang hebat. Saya sudah pernah membuat segmen tulisan "Ibuku Hebat".
Ibu mertua saya, sama hebatnya. Rasanya saya juga harus membuat segmen tulisan "Ibu Mertuaku Hebat".
Karakter.
Itu yang dimiliki Ibu dan Ibu mertua saya.
Berlembar-lembarlah diary saya kalau harus menulis karakter mereka.
Memang, perempuan harus mempunyai "karakter".
PANTANG MENYERAH
TANGGUH
Itu persamaan karakter Ibu dan Ibu mertua saya.
Herannya, walaupun Ibu dan Ibu mertua saya baru bertemu saat prosesi pernikahan kami, tapi mereka punya kesamaan.
Misalnya waktu saya mengeluh tak henti-henti karena sakit mau melahirkan anak pertama, dengan redaksional yang berbeda, Ibu dan Ibu mertua saya bicara begini (kurang lebih begini):
"Melahirkan ya sakit. Tapi, mau gimana? Mau nggak dilahirin itu yang diperut?"
Mengagumkan, memang.
Ibu saya, memang hebat. Saya sudah pernah membuat segmen tulisan "Ibuku Hebat".
Ibu mertua saya, sama hebatnya. Rasanya saya juga harus membuat segmen tulisan "Ibu Mertuaku Hebat".
Karakter.
Itu yang dimiliki Ibu dan Ibu mertua saya.
Berlembar-lembarlah diary saya kalau harus menulis karakter mereka.
Memang, perempuan harus mempunyai "karakter".
PANTANG MENYERAH
TANGGUH
Itu persamaan karakter Ibu dan Ibu mertua saya.
Herannya, walaupun Ibu dan Ibu mertua saya baru bertemu saat prosesi pernikahan kami, tapi mereka punya kesamaan.
Misalnya waktu saya mengeluh tak henti-henti karena sakit mau melahirkan anak pertama, dengan redaksional yang berbeda, Ibu dan Ibu mertua saya bicara begini (kurang lebih begini):
"Melahirkan ya sakit. Tapi, mau gimana? Mau nggak dilahirin itu yang diperut?"
Mengagumkan, memang.