Diary Cucu Lucu Part 2: Anak Suka Marah, Tidak Disayang Siapa-Siapa

Kadang Dik Arifa suka merengek. Rengekan tidak dituruti, maka berubah jadi membentak-bentak, teriak-teriak, dan marah-marah ke Ummi. Kalau sudah begitu, Ummi pegang kedua lengannya, sambil berjongkok Ummi bertanya:

Ummi      : Eh, anak Ummi berani ya mbentak-mbentak Ummi? Siapa yang ngajarin?
Dik Arifa : (Diam, mulai mau nangis)
Ummi     : Ummi pernah nggak mbentak-mbentak Dik Arifa?
Dik Arifa : (Diam, mau nangis, bibir sudah tertarik ke bawah)
Ummi     : Allah nggak sayang sama anak yang suka mbentak-mbentak, marah-marah.
Dik Arifa : (masih diam)
Ummi     : Ummi nanti marah sama Dik Arifa. Kalau Ummi marah, Dik Arifa bobo sama siapa?
Dik Arifa : Abi....
Ummi    : Abi 'kan di Pakistan. Lagipula, kalau Ummi marah, pasti Abi juga marah sama Dik Arifa.
Dik Arifa : sama kucing...
Ummi    : Kucing juga nggak mau bobo sama Dik Arifa
Dik Arifa : Kucing yang putih?
Ummi     : Sama aja.
Dik Arifa : yang item?
Ummi    : Kucing putih, hitam, semua nggak suka dengan anak yang marah-marah
Dik Arifa : Sama ayam?
Ummi     : Ayam pun begitu.
Dik Arifa : Abi ayam?
Ummi     : Anak ayam, abi ayam, ummi ayam, semua nggak mau dengan anak yang marah-marah.
Dik Arifa : Kok cemua nggak mau ciiiiih....... (sedih)
Ummi     : Makanya, nggak boleh mbentak-mbentak Ummi lagi. Minta maaf dong ke Ummi.
Dik Arifa : (Mengulurkan tangan kanan, minta maaf). Tiuuum..... (Dik Arifa mencium Ummi).

Senangnya, sudah berdamai dengan Dik Arifa. Hadiah untuk anak yang mau minta maaf : susu kotak rasa strowbery! Mmmmmm...... enaaaak.