Oh Nana Nani, Cerita Kakek Nenek Momong Cucu

Nana Iyyan

Muhammad Iyyan adalah teman sekelas Abrar. Setiap hari diantar dan dijemput jalan kaki oleh Nana, panggilan untuk Kakek di Pakistan. Karena setiap hari bertemu dan rumah kami searah, jadi sudah hafal dengan kakek cucu ini.

Suatu pagi, kami bertemu Nana Iyyan sendirian menggendong tas Iyyan, sambil menunduk dan bibirnya seperti sedang mengucap suatu kata-kata. Biasanya kalo bertemu, saya menyapa "Asssalamualaykum Uncle". Tapi kali ini tidak, karena tampaknya Nana Iyyan sedang terburu-buru.

Di tengah jalan, di emper Fatima Klinik, saya lihat Iyyan sedang duduk sendirian. Oooh... rupanya Nana Iyyan mau mengambil sesuatu yang terlupa. Karena kasihan Iyyan jalan kaki lagi, Iyyan diminta menunggu di emper Fatima Klinik.

Karena khawatir Nana Iyyan bingung mencari Iyyan, jadi saya tidak mengajak Iyyan meneruskan perjalanan ke sekolah.

Ternyata, di belakang saya, ada Teacher Maryam, wali kelas Iyyan. Iyyan pun digandeng Teacher Maryam ke sekolah.

Tak lama kemudian, Nana Iyyan datang tergopoh-gopoh menanyakan ke Uncle Safi, penjaga sekolah, tentang cucunya.

Weleh-weleh.... Nana Iyyan mungkin berkeyakinan Lahore aman buat meninggalkan cucu di emper klinik, sedangkan Teacher berkeyakinan tak baik anak ditinggal sendirian di tempat umum.

Kek...Kakeeeek.... :)


Nani Nurfatima


Nah, yang ini, nenek Nurfatima, senior Abrar. Nurfatima adalah murid pertama yang berani mengajak Abrar bermain. Nani Nurfatima, gemuk, bertindik di hidungnya, dan ramah sekali. Nani hampir setiap hari mengantar jemput cucu cantiknya.

Suatu siang, Nani duduk lama di tempat menjemput. Matanya mencari-cari cucunya, tapi tidak ketemu. Kemudian dengan bahasa urdu, Nani bertanya ke saya

"Skul cuti?" Nani bertanya apa sekolah sudah selesai
"Hanji, cuti. Wo teacher..."  Saya dengan Urdu sebisanya mengatakan iya, itu guru-gurunya.
"Nurfatma...?"

Ooh... saya pun ikut mencari Nurfatima. Sebanyak anak kecil itu, dengan baju seragam, memang agak membingungkan. Ternyata Nurfatima sudah berdiri sejak lama tepat di dekat gerbang sekolah, bersama puluhan anak-anak kecil lain.

Wah...wah...kasihan juga ya nenek cucu ini....saling menunggu dalam bingung.