Edisi "Tepok Jidat" Film Indonesia

Saya sedang pesimis dengan film-film Indonesia. Maka dari itu, saya sudah lama tidak mengikuti perkembangan film Indonesia. Namun, suatu pemikiran muncul. Bagaimana optimisme akan datang, jika saya tidak mengikuti dan mengamati perfilman Indonesia. 

Maka, saya mencoba menonton film-film Indonesia, apa saja, di You Tube.

Kemarin saya menonton film "Pendekar Tongkat Emas" produksi Miles Films, dengan sutradara Ifa Isfansyah.

Secara sinematografi, saya salut. Bagus pengambilan gambarnya. Penataan rumah-rumah gaya zaman dahulu, menarik.

Tapi, yang lain-lainnya, saya "tepok jidat".

Alur lambat.
Musik sepi, kurang mendukung.
Artis-artis papan atas itu masih agak kaku bicara bahasa Indonesia yang baku.
Apalagi figurannya, bicara sangat kaku.
Konflik kurang tergarap.
Gerakannya lebih mirip kungfu China, padahal latar belakangnya Indonesia.
Cerita kurang menarik.
Dan terutama yang membuat saya tepok jidat adalah....
Adegan seks yang tampak sangat sengaja sekali hanya sebagai bumbu.

Oh, kemana saja budget film 25 Milyar rupiah?

Seaneh-anehnya film India, film India yang bagus, kalau setting zaman dahulu, yaitu LAGAAN, pun tidak ada adegan bersetubuh dan ciuman bibir ala pasangan "Titanic". Mengapa perlu menambahi adegan bersetubuh dan ciuman bibir di Pendekar Tongkat Emas? Bumbu yang tidak penting.

Ah, tapi ya sudah.
Saya hanya bisa komentar.
Masih lebih bagus Miles Film, sudah bisa berkarya.
Itu patut diapresiasi.
Setiap I'tikad baik untuk membangkitkan perfilman Indonesia patut diapresiasi dan dipuji, namun tetap dengan catatan.

Semoga maju terus perfilman Indonesia!