Tulisan Asma Nadia "Hanya Segelas Air"
http://republika.co.id/berita/kolom/resonansi/15/01/09/nhww7d-hanya-segelas-air
Oleh: Asma Nadia
"Allah, terima kasih atas satu hari lagi yang Kau beri!"
Setiap hari adalah keajaiban.
Setiap hari adalah berkah.
Meski seringkali kita lupa akan begitu banyak nikmat sebab terlalu berlimpah yang Allah beri.
Teringat sebuah dialog yang saya dengar bertahun lalu, ketika Sultan mendapatkan pertanyaan dari seorang Bijak,
"Paduka, seandainya paduka terdampar di tengah padang pasir berhari-hari, tanpa air sama sekali, padahal yang paduka butuhkan saat itu hanyalah segelas air putih. Jika seseorang datang dengan segelas air putih. Apakah paduka bersedia memberikan salah satu istana sebagai bayarannya?"
Tanpa berpikir dua kali, Sultan mengangguk.
"Jika ia menuntut setengah kekayaan Paduka, apakah masih mau menukarkannya?"
"Tentu saja," jawab Sultan.
"Tapi jika seseorang tersebut baru bersedia menukar segelas air jika mendapatkan semua kekayaan Paduka, apakah bersedia?
"Ya, pasti," ujar Sultan sekali lagi tanpa keraguan.
Sang penasihat tersenyum mendengarnya,
"Bukankah ironi, segala perjuangan dan pencapaian yang begitu besar, rela paduka tukarkan dengan segelas air putih!"
Ah, Sang raja kini mengerti maksud penasehatnya. Betapa setiap hal harus disyukuri. Ya, setiap hari kita menghirup udara gratis. Dalam sehari manusia rata-rata menghirup sekitar 2.800 liter oksigen dan 11 ribu liter Nitrogen. Seandainya saja kita harus membeli, di pasaran, maka biaya yang harus dikeluargan untuk oksigen umumnya Rp 25 ribu sementara nitrogen Rp 9.950 per liter.
Jika dihitung semua kebutuhan udara kita setiap hari akan mencapai 179,450.000 dan total sebulannya 5 miliar. Artinya Allah memberi 5 miliar setiap bulan hanya untuk kebutuhan gratis pernapasan kita.
Seandainya saja ginjal yang dimiliki tidak berfungsi normal, dan kita harus mencuci darah minimal 8 kali sebulan, bisa dihitung jumlah dana yang harus kita keluarkan jika satu kali cuci darah menghabiskan sekitar satu juta rupiah.
Bagaimana dengan jantung? Jika ia tidak berfungsi normal dan seseorang harus memasang ring atau balon maka biayanya bisa mencapai angka ratusan juta.
Hitung punya hitung, rasanya uang yang kita miliki tak akan pernah cukup. Tapi semua terlupakan karena kita mendapatkannya tanpa perjuangan, murni sebagai hadiah dari Allah. Hanya para ahli syukur yang akan bijak memanfaatkan pemberian Allah.
Allah telah memberi banyak, tidakkah ini saatnya melakukan begitu banyak kebaikan sebagaimana perintah-Nya?
Tahun 2014 baru saja terlewati. Sudahkah kita mengisi tahun lalu, sepenuh syukur dengan memanfaatkan segala fasilitas pemberian Allah untuk kebaikan?
Sudahkah mata kita digunakan untuk kebaikan? Melihat hal yang bermanfaat, menonton tayangan yang menggugah, mencermati keadaan sekitar.
Sudahkan langkah kita berjalan hanya ke arah kebaikan? Apakah selama ini ringan kaki menuju tempat ibadah, apakah langkah pun bersegera menjelang pintu-pintu kebaikan.
Sudahkah tangan diperuntukkan hanya bagi kebaikan? Apakah selama ini kita menandatangani proyek kebaikan atau justru kerusakan? Apakah tangan digunakan untuk melindungi atau menghancurkan?
Sudahkah karya yang dikembangkan mendukung kebaikan? Karya tulis, karya seni, karya kerja, sudahkah semua untuk kebaikan. Seandainya saja kita belum mampu berkarya, sudahkah kita mendukung sekuat tenaga setiap karya kebaikan?
Hari-hari di 2015 terpampang di depan mata. Adakah kebaikan lebih yang ingin kita isi di tahun 2015 ini? Apa yang ingin kita capai?
Jangan pernah lupa akan begitu banyak kebaikan yang Allah berikan, ingat setiap saat, agar diri bersegera melakukan kebaikan dan tidak lalai akan amanah yang Allah berikan. Sebab jika hanya mengejar dunia, bisa jadi semuanya hanya senilai segelas air putih saja.
Oleh: Asma Nadia
"Allah, terima kasih atas satu hari lagi yang Kau beri!"
Setiap hari adalah keajaiban.
Setiap hari adalah berkah.
Meski seringkali kita lupa akan begitu banyak nikmat sebab terlalu berlimpah yang Allah beri.
Teringat sebuah dialog yang saya dengar bertahun lalu, ketika Sultan mendapatkan pertanyaan dari seorang Bijak,
"Paduka, seandainya paduka terdampar di tengah padang pasir berhari-hari, tanpa air sama sekali, padahal yang paduka butuhkan saat itu hanyalah segelas air putih. Jika seseorang datang dengan segelas air putih. Apakah paduka bersedia memberikan salah satu istana sebagai bayarannya?"
Tanpa berpikir dua kali, Sultan mengangguk.
"Jika ia menuntut setengah kekayaan Paduka, apakah masih mau menukarkannya?"
"Tentu saja," jawab Sultan.
"Tapi jika seseorang tersebut baru bersedia menukar segelas air jika mendapatkan semua kekayaan Paduka, apakah bersedia?
"Ya, pasti," ujar Sultan sekali lagi tanpa keraguan.
Sang penasihat tersenyum mendengarnya,
"Bukankah ironi, segala perjuangan dan pencapaian yang begitu besar, rela paduka tukarkan dengan segelas air putih!"
Ah, Sang raja kini mengerti maksud penasehatnya. Betapa setiap hal harus disyukuri. Ya, setiap hari kita menghirup udara gratis. Dalam sehari manusia rata-rata menghirup sekitar 2.800 liter oksigen dan 11 ribu liter Nitrogen. Seandainya saja kita harus membeli, di pasaran, maka biaya yang harus dikeluargan untuk oksigen umumnya Rp 25 ribu sementara nitrogen Rp 9.950 per liter.
Jika dihitung semua kebutuhan udara kita setiap hari akan mencapai 179,450.000 dan total sebulannya 5 miliar. Artinya Allah memberi 5 miliar setiap bulan hanya untuk kebutuhan gratis pernapasan kita.
Seandainya saja ginjal yang dimiliki tidak berfungsi normal, dan kita harus mencuci darah minimal 8 kali sebulan, bisa dihitung jumlah dana yang harus kita keluarkan jika satu kali cuci darah menghabiskan sekitar satu juta rupiah.
Bagaimana dengan jantung? Jika ia tidak berfungsi normal dan seseorang harus memasang ring atau balon maka biayanya bisa mencapai angka ratusan juta.
Hitung punya hitung, rasanya uang yang kita miliki tak akan pernah cukup. Tapi semua terlupakan karena kita mendapatkannya tanpa perjuangan, murni sebagai hadiah dari Allah. Hanya para ahli syukur yang akan bijak memanfaatkan pemberian Allah.
Allah telah memberi banyak, tidakkah ini saatnya melakukan begitu banyak kebaikan sebagaimana perintah-Nya?
Tahun 2014 baru saja terlewati. Sudahkah kita mengisi tahun lalu, sepenuh syukur dengan memanfaatkan segala fasilitas pemberian Allah untuk kebaikan?
Sudahkah mata kita digunakan untuk kebaikan? Melihat hal yang bermanfaat, menonton tayangan yang menggugah, mencermati keadaan sekitar.
Sudahkan langkah kita berjalan hanya ke arah kebaikan? Apakah selama ini ringan kaki menuju tempat ibadah, apakah langkah pun bersegera menjelang pintu-pintu kebaikan.
Sudahkah tangan diperuntukkan hanya bagi kebaikan? Apakah selama ini kita menandatangani proyek kebaikan atau justru kerusakan? Apakah tangan digunakan untuk melindungi atau menghancurkan?
Sudahkah karya yang dikembangkan mendukung kebaikan? Karya tulis, karya seni, karya kerja, sudahkah semua untuk kebaikan. Seandainya saja kita belum mampu berkarya, sudahkah kita mendukung sekuat tenaga setiap karya kebaikan?
Hari-hari di 2015 terpampang di depan mata. Adakah kebaikan lebih yang ingin kita isi di tahun 2015 ini? Apa yang ingin kita capai?
Jangan pernah lupa akan begitu banyak kebaikan yang Allah berikan, ingat setiap saat, agar diri bersegera melakukan kebaikan dan tidak lalai akan amanah yang Allah berikan. Sebab jika hanya mengejar dunia, bisa jadi semuanya hanya senilai segelas air putih saja.