Bapakku Hebat (1)
(Cerita ini diambil dari kumpulan kisah manis (kukis) "Bapakku Hebat"; kado milad Bapakku yang ke 67. Kumpulan kisah ini aku cetak cuma 2 eksemplar. Satu buat Bapakku & keluargaku. Satunya lagi buat aku. Nah, inilah kukis -1)
Mencari Si Manis
”Nanti matanya nggak ada yang mbersihin...”
Bapak harus sampai di tempat kerja pagi-pagi. Tapi rupanya pagi ini ada masalah besar yang harus diselesaikan. Masalah besar, menurut saya waktu itu.
Sudah hampir dua hari, Si Manis (kucing kecil kesayangan saya) tak pulang ke rumah. Rumah kardusnya tak berpenghuni. Bantal hati yang dibuatkan Ibu dari kain sisa gorden, pun tak mendapat sentuhannya. Dan sudah dua hari pula, saya tidak menjalankan tugas membersihkan matanya yang penuh ’belek’ usai bangun tidur.
Bapak harus sampai di tempat kerja pagi-pagi. Tapi rupanya pagi ini ada masalah besar yang harus diselesaikan. Masalah besar, menurut saya waktu itu.
Sudah hampir dua hari, Si Manis (kucing kecil kesayangan saya) tak pulang ke rumah. Rumah kardusnya tak berpenghuni. Bantal hati yang dibuatkan Ibu dari kain sisa gorden, pun tak mendapat sentuhannya. Dan sudah dua hari pula, saya tidak menjalankan tugas membersihkan matanya yang penuh ’belek’ usai bangun tidur.
Saya memohon agar Si Manis bisa ditemukan hari ini. Sebelum malam, dia harus sudah kembali agar bisa tidur di atas bantal di rumah kardusnya.
Esoknya, Bapak bersiap-siap lebih pagi dari sebelumnya. Setelah rapi mengenakan seragam dan sepatu, Bapak mengeluarkan sepeda ontanya. Mas Dwi, yang juga sudah rapi dengan seragam SD, ikut mengeluarkan sepeda jengki. Bapak dan Mas Dwi akan keliling kampung mencari Si Manis. Sementara, saya tetap di rumah sambil menunggu Ibu selesai memasak kemudian mengucir rambut saya.
”Krining...krining....,” Bapak sudah pulang. Saya berlari mendekati Bapak. Betapa senangnya, Si Manis ikut serta. Kata Bapak, Si Manis ditemukan di kebun dekat perbatasan dengan kampung sebelah. Wah, Bapak dan Mas Dwi berkeliling kampung hanya untuk mencari Si Manis!
Betapa hebatnya Bapak! Masalah besar menurut anak-anak bisa dianggap sebagai masalah besar juga oleh orang dewasa, dan ditangani begitu serius.
Esoknya, Bapak bersiap-siap lebih pagi dari sebelumnya. Setelah rapi mengenakan seragam dan sepatu, Bapak mengeluarkan sepeda ontanya. Mas Dwi, yang juga sudah rapi dengan seragam SD, ikut mengeluarkan sepeda jengki. Bapak dan Mas Dwi akan keliling kampung mencari Si Manis. Sementara, saya tetap di rumah sambil menunggu Ibu selesai memasak kemudian mengucir rambut saya.
”Krining...krining....,” Bapak sudah pulang. Saya berlari mendekati Bapak. Betapa senangnya, Si Manis ikut serta. Kata Bapak, Si Manis ditemukan di kebun dekat perbatasan dengan kampung sebelah. Wah, Bapak dan Mas Dwi berkeliling kampung hanya untuk mencari Si Manis!
Betapa hebatnya Bapak! Masalah besar menurut anak-anak bisa dianggap sebagai masalah besar juga oleh orang dewasa, dan ditangani begitu serius.
Pagi yang indah. Saya menyambar tas dan berangkat sekolah dengan hati sangat girang.#
(Keterangan: nyang nggambar ntuh gambar, Neqy, adikku+sobatku nyang baik hati. syukron ya)