My Little Hero (part 1)
Ada sesuatu yang bisa dibilang "kontroversial" atau "sangat ambigu" dalam dunia ini. Satu sisi, sesuatu ini bisa membuat seseorang bahagia nan tak terkira. Tiba-tiba saja, setelah melihat sesuatu ini, dia berubah riang gembira, dimana-mana tercium semerbak mawar, bunga-bunga terasa serempak digelayuti lebah-lebah nan penyayang. Semua nampak begitu indah, wangi, dan bersinar-sinar.
Tapi, satu sisi, sesuatu ini bisa membuat seseorang depresi berat, kepala terasa begitu pening, bumi berguncang seketika, langit pecah, bau anyir tercium di mana-mana, dan tiba-tiba saja matanya begitu bersemangat melihat sebotol racun, sebilah pisau, atau sebuah plang klinik yang menyalahgunakan wewenang semestinya. Apalagi jika tak kunjung datang “penyinar” kehidupannya, dengan sukses dia akan menghentikan nafas dengan cara yang sedemikian tragis.
Begitu, cerita Ummiku.
Syukurlah, saat ini, Ummiku menggenggam sesuatu itu di sisi yang indah. Sesuatu yang membuat Ummi merasa memiliki anugerah besar, yaitu sepotong ciri wanita sempurna. (Sekali lagi, sepotong ciri, karena banyak sekali ciri wanita sempurna). Sesuatu itu adalah dua garis merah muda yang Ummi temukan di sebuah pagi yang dingin.
Serasa mimpi, kata Ummiku.
Ummi segera menceritakan kejutan itu kepada “Sang Matahari”; lelaki yang telah mengikat perjanjian agung dengan Ummi bulan Syawal kemarin. Tasbih, tahmid, dan senyuman seindah bulan sabit terukir begitu indahnya.
Ohiya, dulu Ummiku pernah merangkai sebuah doa dalam ibadah-ibadah indahnya. Begini bunyinya :
Wahai Pemberi Kehidupan,
Sungguh sepi jika langit hanya dihiasi matahari dan bulan sabit,
Datangkanlah bintang-bintang yang indah,
yang kerlap-kerlipnya menawan hati,
yang membuat para penghuni langit dan bumi jatuh hati.
Wahai Pemberi Cinta,
Tebarkanlah bintang-bintang,
yang akan meramaikan semestaMu dengan seruan-seruanMu,
yang akan mengajak kembali menggenggam cinta kepadaMu,
sebagai cinta tertinggi.
Dua garis merah muda, yang seindah mawar, telah menandakan sebuah perubahan dalam diri Ummiku, juga Abi. Kawan, kau mengerti bukan apakah dua garis merah muda seindah mawar itu?
Jakarta Timur, pertengahan November 2008
(Saat ini, aku berusia satu minggu di rahim Ummi)