Phd : Ini Lontong, Bukan Melon

Paling seneng adalah pertemuan orang-orang Indonesia di Lahore. Karena tidak ada KonJen, kami berkumpul atas inisiatif pribadi.

Hari Sabtu kami berkumpul di . Kami adalah Mba Anggi, Mba Tina, Mba Titi, Mba Dinky, dan Bu Alina. Tentu saya. Masing-masing bawa suami dan atau anak.

Ada masakan opor ayam dan lontong, sambal goreng kentang hati, rendang, ayam kecap bango, tempe.

Salah seorang suami, yang orang Pakistan, langsung mencomot lontong dan memakannya.

"Lho, ini cawel? saya pikir Khorbuza." 
"Mana ada melon di musim dingin?", saya membalas.
Cawel artinya nasi. Khorbuza artinya melon.

Haha

Di akhir acara, salah satu suami mengusulkan, nanti ada pertemuan lagi, tapi masing-masing bawa dua macam masakan, yaitu masakan Indonesia dan masakan Pakistan.

Wah, ide bagus itu.
Nanti bawanya ini :
savia dan bihun goreng (mirip, dari bihun)
pakora dan bakwan (mirip,dari  sayur-sayuran digoreng)
karahi ghost dan rendang (mirip, sama-sama kari)

Hehehehe....