PhD : Skill Bahasa

Pulang dari Pakistan, saya disambut teman-teman lama. Biasanya pertanyaannya ini:

"Wah, bahasa inggrisnya udah fasih dong ya?"
"Udah bisa ngomoing Urdu sekarang?"


Wesh..., Bahasa Inggris? Jangan salah....masih harus kursus lagi, hehe.
Bahasa Urdu? Ck...ck...ck....masih jauh dari lumayan.

Tapi, ada skill bahasa yang saya malah takjub, ternyata saya bisa. Yaitu bahasa tubuh!

Alkisah, saya punya langganan tukang jahit. Namanya kalau nggak salah ingat ya, Uncle Asif. Beliau punya asisten, saya panggilnya Bhai (Mas).

Nah, Uncle Asif dan asistennya punya kesamaan : tidak bisa bicara. Mereka berkomunikasi dengan para pelanggannya dengan bahasa tubuh. Meskipun seperti itu, pelanggannya banyak. Jahitannya bagus, murah, dan amanah. Pernah suatu malam, bel rumah saya berbunyi. Ternyata Uncle Asif datang mengendarai sepeda onthel, mengantarkan jahitan celana Abrar. MashaAllah, darimana beliau tahu rumah saya? Saya tidak pernah memberi tahu. Oooh...rupanya Uncle pengamat sejati! Beliau rajin sholat di masjid dekat rumah saya, mungkin pernah lihat suami saya pulang dari masjid.

Nah, apa saja "kosakata" saya dengan Uncle atau asistennya :

Telapak tangan terbuka dan dimajukan = Apa kabar?
Telapak tangan diturunkan setinggi pinggang = Anak-anakmu apa kabar?
Telapak tangan dinaikkan lebih tinggi dari kepala = Suami apa kabar?
Telapak tangan buka tutup sambil geleng-geleng = Tidak ada listrik
Telapak tangan maju ke arah jalan menuju sekolah, kemudian dimundurkan = jahitan selesai besok saat kamu menjemput anak-anak


Itu diantaranya.
Sekian. Semoga bermanfaat.