Ciuman Asing

Dua setengah tahun lalu, saya adalah "artis" di pemukiman Wahdat Colony, Lahore, Pakistan. Maksudnya, seperti artis, yang sering dipandangi orang, orang-orang ingin bertemu, dan orang-orang ingin tahu. 

Suatu malam, pintu rumah saya diketuk seorang tetangga. Dia gadis baru lulus B.S. (setara D2). Bahasa inggrisnya sangat bagus. Dia bertanya,

"Isti, saudara sepupu saya yang dari kampung datang. Dia ingin bertemu kamu, bolehkah?"

Saya mengizinkan. Saudara sepupu dia, seorang gadis berkulit putih, hidung sangat mancung, dengan bola mata berwarna biru. Cantik, menurut saya. Saudara sepupunya tidak lancar berbahasa inggris, tapi tahu. Maka, sepanjang bertamu, dia hanya menatap saya. Setelah setengah jam kira-kira, mereka berpamitan pulang.

Tiba-tiba,

"Cup", sebuah bibir mendarat di pipi saya.
"You..............very beautiful", kata dia.

Saya kaget. Saudara tetangga saya memberikan ciuman yang bagi saya tidak lazim.

Saya rasa, dia harus pergi ke dokter mata dan pakar etika.